Kamis, 31 Desember 2015

Syukur #2


31 Desember 2015, Pojok Kamar.
Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Dengan Shalawat terbaik teruntuk Rasul akhir zaman.
Syukur selanjutnya adalah untuk anugrah yang tidak semua orang dapat merasakannya.

Menjadi kakak mentor adalah bukan hal yang susah, tapi juga tak mudah. 
Bagaimana membuat hidup lingkarannya, bagaimana mengalirkan ilmu-ilmu di dalamnya, bagaimana memasang mata dan telinga pertanda penuh perhatian kepada mereka, bagaimana mengondisikan diri sendiri untuk selalu semangat untuk mereka, bagaimana menjadi sosok teladan /yang padahal aib sendiri sungguh bertumpah ruah/ bagi mereka, dan berbagai bagaimana lainnya yang selalu harus dipersiapkan setiap pekannya.
Lelah sering menyapa. Bosan kadang menggoda. Futur bahkan datang sekali dua.
Tapi, jika melihat semangat belajar mereka. Jika mendengar canda tawa mereka. Jika... mengingat janji Allah yang selalu terngiang bahwa Allah akan teguhkan kedudukan kita kala kita meguhkan agamaNya.. mengingat ucapan RasulNya bahwa sampaikanlah walau hanya satu ayat.. Rasanya tak ingin hati berhenti. Tak ingin langkah kaki berhenti. Rasanya bersyukur.. sungguh bersyukur sekali. 
Memiliki kesempatan menjadi kakak dari berbagai adik yang penuh karakter. Memiliki kesempatan bertukar ilmu pengetahuan. Memiliki kesempatan  untuk sibuk dalam kebaikan.

Maka selanjutnya, penuh harap sekali lingkaran ini kelak menjadi saksi kami, bahwa di zaman yang semua sibuk akan pencarian duniawinya, di zaman yang Islam mulai memasuki zaman keterasingannya, (masih) ada sekumpulan kami yang setiap pekannya rela meluangkan waktunya untuk meNgaji dan mengKaji ilmu-ilmu Islam. Ada sekumpulan kami yang saling bantu memperbaiki bacaan al quran. Ada sekumpulan kami yang berikhtiar terus menyempurnakan hijabnya. Ada sekumpulan kami yang terus ikhtiar menjaga Izzah dan Iffahnya. Ada sekumpulan kami yang aktif berdiskusi tentang palestine, tentang syria, tentang saudara-saudara kami yang terjajah. Ada sekumpulan kami yang sibuk lisannya menyampaikan kebaikan. Dan, ada sekumpulan kami, yang saling bermesra, berbagi suka duka, menjalin ukhuwwah sesama saudara, yang semua itu karena Allah azza wa jala.

Maka akhirnya, teramat bersyukur sekali dapat dipertemukan dengan mereka, dalam kebaikan.
Penuh harap, lingkaran ini menjadi bentuk kami meneladani Rasul kami.
Biarkan Allah sendiri yang menghentikan persaudaraan duniawi kami, hingga Ia sambungkan lagi di JannahNya nanti. Semoga. In Syaa Allah

“.....Jadikan robithoh pengikatnya. Jadikan doa ekspresi rindu....”

..yang mencintai lingkaran dengan apa adanya,

-nad-

Rabu, 30 Desember 2015

Syukur #1

30 Desember 2015, Pojok Kamar.
Dengan menyebut nama Allah, Tuhan Penguasa Alam Semesta..
Dengan menyebut nama Allah, Tuhan yang Esa, sungguh tiada dua..
Dengan menyebut nama Allah, Tuhan yang selalu Memberi, sungguh tiada pilih kasih..
Dengan menyebut nama Allah, Tuhan yang Maha Pengasih, lagi, Maha Penyayang.
Menuju akhir tahun Masehi, maka, Untaian syukur tiada tara pantaslah hanya bermuara pada-Nya.
Banyak pencapaian yang Allah kasih, yang Allah anugrahi.
Betapa sungguh sadar diri ini, bahwa belum mampunya sang diri membalas segala jasa apapun itu yang  sudah diberikan ibu dan bapak tanpa pamrih. Maka, betapa sungguh bahagianya hati, kala bisa menyelesaikan amanah besar yang ibu bapak berikan, di waktu yang tepat. Senyum lebar tanda bangga dan bahagia masih sangat teringat dalam angan, kala itu, ketika diri ini menghampiri mereka, berseragamkan toga.  “S, Pd” pun tersematkan dalam nama, pertanda tertunaikanlah amanah ibu bapak. Sejatinya sadar, bukan titel itu yang (sekadar) ingin diraih, tapi, penuntasan kuliah yang menjadi pemuas hati. Karena, ya, tadi, betapa sadar diri ini belum mampu membalas apa yang telah mereka berikan, maka lewat pencapaian itu semoga bisa menyicil sedikit demi sedikit balas budi untuk ummi-dan-abi.
Tidak sampai disitu.
Diri ini memutuskan untuk melanjuti lelahnya belajar. Strata dua.
Ini cita-cita selanjutnya yang, Allaah Kariim, teramat sangat didukung oleh ibu dan bapak. Bahkan, senyum lebar yang lebih lebar diri ini dapatkan dari mereka ketika diri ini mengamini untuk melanjutkan strata dua di tempat almamater yang sama seperti bapak.
Banyak yang menyangkan.. kenapa harus di tempat yang sama?
Biar orang berkata apa.. Mau dimanapun, Allah tetap hitung itu sebagai jihad ilmu, toh?
Walau tak dipungkiri, komentar satu dua orang terkadang menggubris hati, namun ketika kembali hadir senyum-merekah-tanda-bangga-ibu-bapak, maka terpental-lah komentar tak berguna mereka.
“Ini kesempatan, Na. Mumpung masih didukung...”  Allah Kariim..Tak ada motivasi hebat lain yang mampu menyaingi sebaris kalimat ampuh dari sang Ibu.
Semua orang tumbuh berkembang. Termasuk diri ini.
Memilih adalah tugas mutlak manusia dalam menjalani kehidupannya.
Dan diri ini, dengan Menyebut Nama Allah, dengan mengharap Ridho Allah, dengan berharap berkah Allah selalu mengiringi setiap langkah kaki dalam menapaki ilmu, dan dengan menggenggam Ridho Ibu Bapak, mantap untuk menekuni strata dua. Belajar. Membuka wawasan dan pengetahuan. Lagi.
Maka kemudian, mimpi selanjutnya, 2017, semoga diri ini mampu menghadirkan kembali senyum bertambah-tambah dari ibu bapak, dihari tuntasnya strata dua. Pastinya dengan atas izin Allah, dengan atas ridho Allah.


Semua orang tumbuh dan berkembang. Semua orang   memilih jalan apa yang akan ditempuh kedepan. Dan saya, memilih untuk terus belajar dengan label pebelajar. Jika pilihan-pilihan lain datang seiring waktu berjalan, semoga Allah kondisikan hati dan diri ini untuk pantas menentukan pilihan. 

Teramat banyak rekam cerita penuh nikmat yang Allah anugrahi setahun belakang, tapi, hanya ini yang mampu sedikit tertuliskan.

Jumat, 25 Desember 2015

Tak usah ada sapa.

Benar saja. Kata, sulit terucap walau sederhana.
Akhirnya, hanya butuh bersua, menatap mata, duduk bersama, dan tak usah ada sapa.
Iya.
Duduk saja. Bersisihan.
Yang penting bersama. Di waktu yang lama.
Yang lebih lama dari sekadar tegur sapa dijalan.
Yang lebih lama dari sekadar makan bersama.
Iya. Lebih lama dari itu semua.
Sekali lagi, tak apa.. tak usah ada sapa.
Biar mata yang sampaikan pesannya. Karena kata, tak pandai jujur begitu saja.
Tapi mata, liar ekspresikan semua.

Jadi... Iya. Cukup duduk saja. Bersisihan. Di waktu yang lebih lama. Sangat lama.

Rabu, 23 Desember 2015

Everyone has growing up


Tepi kasur, 23 Desember 2015.
Everyone has growing up. Every one has choosed their own choice.

Semua orang memilih jalan hidupnya masing-masing. Semua orang berikhtiar mencari keberkahan hidup yang Allah kasih lewat caranya masing-masing. Iya, semua orang. Termasuk kami, aku, dan dua kaka terbaik-kaka tersayang-kaka ketemu gede yang langsung klik ini. 
Belum lama mengenal, baru bertemu, dan semua berubah dengan cepat.

Mereka, Kak Shofy dan kak Lisdha.

Hari ini, dari belahan bumi lain, secara bersamaan di-hari-yang-sama-jam-yang-berbeda, mereka tiba-tiba mengirimkan secara personal rekam wajah ceria nan bahagia yang menggambarkan kondisinya terkini.
Yang satu foto bareng anak-anak Jayapura, bersiap terjun mengabdi untuk jadi pengajar di pelosok Indonesia. Indonesia Mengajar.
Yang satu foto bareng suami, fresh marriage. /Deuh ~/
Sungguh, bahagia hati mendapati kabar baik dari mereka, meski nun jauh di sana.

Dan, apa kabar, diri?
Alhamdulillah.. praise to Allah..
Diri.. masih di bumi Jakarta, masih dengan jaket hijaunya, memutuskan untuk terus melanjutkan pendidikannya. Sedang mengumpulkan bekal, bersiap untuk mengisi pos kebijakan pendidikan di Indonesia nantinya. Iya, nanti. Sesaat lagi. Dengan izin dan ridha Allah. Semoga..

Baik-baik ya kalian..
Kak Shof, semoga kesabaran dan keistiqomahan selalu menyertai, semoga ilmu yang dibagi berkah dan menjadi nilai ibadah..
Kak Lis, semoga sakinah.. mawadah.. warohmah..
Doain adiknya baik-baik selalu ya kakaka :* 
Keep in touch ;)
Kita bertebaran di bumi, mencari ridha ilahi,
Memungut ilmu yang bertebaran, menebar amal untuk kebermanfaatan.
Kita mengikuti panggilan hati, ia yang disebut sebagai mimpi.
Kita menjalani qadar Allah, ia yang harus dijalani dengan ikhlas nan penuh kesungguhan jiwa.
..
Dimanapun kaki berpijak, bersama atau berpisah jarak, semoga ukhuwwah ini terus tersulam melalui doa-doa terbaik yang terkirim melalui Langit.
Kalaupun nanti bumi Allah tak ada waktu mempertemukannya lagi, Semoga Syurga Allah yang menjadi tempat berkumpul di kemudian hari. Allahumma Aamiin.
fawats-tsiqillahumma roobithotaha...

Adik yang berbahagia,
-nad- 

Kamis, 17 Desember 2015

Aku (kah) Kamu (?)

Adalah aku, yang duduk menepi, sangat tepi, hampir jatuh.
Sendiri.
Dan, adalah kamu,
yang tegak berdiri, tengadah ke langit, dengan kaki mbumi.
Adalah aku, yang sesekali celinguk tak berteman, seorangan.
Cari kawan.
Dan, adalah kamu,
yang terbahak tertawa, tukar kartu nama, ramai jabat tangan dengan rekanan.
Adalah aku, yang buka kamus beribu kali, cari makna dan arti.
Yang ingin bersuara saja rasanya hampir mati, takut salah takut dicemoohi.
Dan, adalah kamu,
Panggung menjadi kawanan hari-harimu, tebar suara tanpa ragu. Apatah malu, bahkan semesta menanti lisanmu.
Lantas,

Adakah aku, separuh kamu (?)
...

Jumat, 11 Desember 2015

[RESUME] “RPIM Jilid II ; Di Bawah Naungan Panji Al-qur’an”

Kondisi Umat Hari ini
·         Berbagai aturan yang mengikat jauh dari unsur Islam ; Undang-undang kenegaraan, peraturan yang mengatur hubungan bilateral maupun multilateral dengan negara lain, undang-undang peradilan, undang-undang pertahanan keamanan dan militer, sistem perekonomian, sistem pendidikan, hingga undang-undang perkawinan dan kerumahtanggaan dan sistem perilaku personal,
·         Para pemimpin negara yang tidak bermentalkan Islam.
·         Masjid-masjid diisi oleh orang-orang tua (cenderung renta)
·         Bulan ramadhan dipenuhi dengan aktivitas ummat yang bermalas-malasan
·         Taklid kepada paham westernisasi

Urgensi Keberadaan Kita
ü  Menanamkan keyakinan kepada semua bangsa terhadap nilai-nilai Islam.
ü  Menegakan nilai-nilai Islam di negara mayoritas islam (ex : Mesir) sebagai basis pergerakan ikhwanul muslimin
ü  Menegakkan sistem perundangan dalam negeri, sebagai perwujudan firman Allah Qs. Al-Maidah: 49)
ü  Menegakkan sistem perundangan yang mengatur hubungan negara dengan berbagai bangsa di dunia untuk mewujudkan firman Allah Q.S Al-Baqarah: 143
ü  Menegakkan hukum peradilan yang berpijak pada ayat Al-Qur;an,
ü  Menegakkan sistem perundangan pertahanan dan keamanan serta militer, untuk merealisasi anjuran sikap siaga menghadapi perintah yang tertuang dalam Qur'an,
ü  Menegakkan sistem ekonomi yang mandiri untuk mengatur kekayaan alam harta benda, baik bagi negara maupun pribadi warganya. (Q. S An-Nisa:5 )
ü  Menegakkan sistem pendidikan dan pengajaran dalam rangka memberantas kebodohan, sesuai dengan pesan Ilahi dalam Qur'an Surat Al-Alaq: 1
ü  Menegakkan undang-undang keluarga dan kerumahtanggaan untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi pendidikan anak di rumah, baik putra maupun putri. (Q.S At-Tahrim: 6)
ü  Menegakkan sistem perundangan yang mengatur perilaku individu untuk mewujudkan keberhasilan hidup yang dicita-citakan, sesuai dengan isyarat Qur'an. (Q.S Asy-Syams)
ü  Menegakkan iklim positif secara umum untuk melindungi setiap pribadi masyarakat, baik pejabat maupun rakyat, dengan berpijak pada firman-Nya Q.S Al-Qashash: 77

Bekal Kita..
v  Iman kepada Allah, pertolongan, dan dukungan-Nya.
v  Iman kepada panglimanya, beserta ketulusan hati, dan kepemimpinannya,
v  Iman kepada sistem dengan keistimewaan dan keunggulannya.
v  Iman kepada persaudaraan dengan hak dan kewajiban serta kesuciannya.
v  Iman kepada balasan akhirat dengan keagungan dan kelipatannya.
v  Iman kepada keberadaan diri mereka sendiri, yakni sebagai jamaah yang dipilih oleh takdir untuk berperan menyelamatkan alam semesta ini, yang telah mendapatkan keutamaan dengan peranannya ini dan jadilah mereka sebaik-baik umat yang dilahirkan untuk manusia seluruhnya.
v  Jihad, kesungguhan, dan pengorbanan jiwa raga.

"Dan sesungguhnya, inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu ikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan oleh Allah agar kamu bertaqwa," (Al-Anam: 153)


 “.....wahai sekalian manusia, kami adalah pemikiran dan akidah, hukum dan sistem, yang tidak dibatasi oleh tema, tidak diikat oleh jenis suku bangsa, dan tidak berdiri berhadapan dengan batas geografis. Perjalanan kami tidak pernah berhenti sehingga Allah swt. mewariskan bumi ini dengan segala isinya kepada kami, karena ia adalah sistem milik Rabb, Penguasa alam semesta, dan ajaran milik rasul-Nya yang terpercaya.”
(Hasan Al Banna)



-Nadya Fadillah Fidhyallah-

Sabtu, 21 November 2015

#ElectionNeverEnd

Sabtu, 21 November 2015

Akhirnya.................... Election kumpul lagi. Yay.
Setelah beberapa kali wacana.
Setelah beberapa kali "ayo2an" tanpa ada follow up.
Setelah beberapa kali left group untuk sekedar nunjukin rindu-baper-pengen dijapri atau apapun itu.
Akhirnya.
Hari ini.
Tanpa ada rencana ba-bi-bu dulu.
Election jalan-jalan terjadi.
almost full team, tanpa giri yang lagi sibuk dan Akbar yang ga ada kabar, berkumpulah ((akhirnya)) izhar ari akbar ilham ican nadia zakiyah, dan nadya.
Karena kemalasan si tuan rumah, maka terimakasih untuk kalian wahai sang tamu yang bawa sendiri makanan dan minumannya.. :')

Lagi2-Karena-kemalasan-si-tuan-rumah-yang-tidak-mempersiapkan-apapun, maka makan di luar adalah solusi terbaik, dan Kita-jalan-bareng-diluar-pake-mobil-Ari. Barakallah.. #election naik tingkat dari konvoi jadi mobilan ~ Berkah ~

Main /truth or truth/ pun jadi cara baru untuk kita saling bertukar cerita pribadi. Cerita privasi. Karena TOT, jadi tau kalau.... ada yang udah berhenti tebar receh (yakin nih ~).. ada yang 'ga mau putus' (weka weka).. ada yang ngaku ga gabung di partai (akakak).. ada yang digodain sama murid2 perhotelannya (sok ganteng iyuhh).. ada yang lagi break up sementara sama si dia (cem maen bola ada istirahatnya).. ada yang emm privasi2 laah pokonyaa ~

Well.. silaturrahim sama sahabat, bukan, keluarga, itu memang selalu menyenangkan. Banyak tawa. Banyak canda. Tapi selalu terselip doa untuk kesuksesan, apapun urusan.
Mereka akan selalu menjadi keluarga terbaik, dulu, kini, dan nanti.


16.30-20.30 WIB. Kurang lebih 4 jam waktu dunia.
Waktu yang ((lumayan)) untuk memadamkan api rindu yang lama tersulam. Biar selanjutnya robithoh yang selalu menjadi pengikat hati-hati kita, pembayar sulitnya waktu untuk berkumpul bersama. Persaudaraan ini..semoga tersulam hingga JannahNya Allah. Aamiin.

Salam sukses dan semoga selalu dimudahkan untuk kamu kamu yang sudah mulai merintis bisnis.. yang sedang menyelesaikan skripsi.. yang akan lanjutin kuliah yang ditinggal tanpa cuti.. yang lagi ngumpulin banyak rejeki untuk n*ikah... yang apapun itu selama dalam koridor kebaikan.

See you on top! :')
Aamiin..


one thing is clear that i always want to say for everyone of you is...............
#ElectionNeverEnd!!!
BPH HMJ Teknik Elektro 2013


Ki-Ka: iam, kiki, ican, nadSS, zakiy, nadFF, ari, ijar (kurang giri akbar, semoga someday full team)

Minggu, 27 September 2015

...

Sang aktor pendidikan resah. Agak ironis memang, kala bicara sistem pendidikan.
Mereka berpayah mencari solusi,
pusing bicara masalah itu, masalah ini,
Meminta gaji, namun berbentur dengan kata abdi.
Berkeluh menderita karena pelik dengan sistem yang ada, dibilang lemah dan malah diancam copot jabatan,

Kasian.
Tapi ya..
Sistem, terus berlari.
Siksa mereka sebagai pelaku utama,
yang tak sesuai dengan norma-norma lapangan yang ada.
Teori dan aturan yang lahir, mereka pun sangsi.
Itu lahir dari mulut siapa? landasannya apa?
Bisa-bisanya beda dengan dunia nyata.
1 + 1 = 2, tapi dengan sistem, hasilnya ya... suka-suka. Haha.

Lalu kebijakan,
dimana bijaknya?
Jika ada proyek proyek.. Tender tender raksasa (di-balik-layar) yang isinya hanya degredasi moral yang semua tutup mata.

Alangkah lucunya,
Mereka punya visi yang sama... mencerdaskan kehidupan bangsa.
Cerdas seperti apa? Huh. Entah.

Tapi visi hanyalah visi,
jika para aktor lapangan hanya disuap sistem tak ada arti.
Tapi tenang, Pak, Bu Mentri.
Mereka resah.. mereka pundung hanya sekadar pundung,
toh marahnya mereka, kian memotivasi untuk berbuat lebih.
Biar mereka bekerja dengan caranya. Bekerja karena ingin anak cucu Indonesia menjadi manusia yang seutuhnya.
Melayani negeri, mendidik para peretas mimpi, dengan suguhan ilmu tanpa politisasi.
Murni, dengan ketulusan hati.

Tekad mereka tak lebih berujar bahwa perjuangan ini, biar berhenti sendiri saat matinya denyut nadi. Perjuangan ini, Per(juang)an tentang pen(cerdas)an ke(hidup)an bangsa.
...

Pendidikan Indonesia, riwayatmu kini...

------------
@nadya_ff

Senin, 03 Agustus 2015

Yang Pemuda.. Yang Mahasiswa.. Yang Berorganisasi

“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya …

Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”

-Ir. Soekarno-

Sang Orang nomor satu kala itu, dipidatonya lantang menyebut-nyebut kita. 
Kita?
Iya, Kita.. Pemuda.

     Pemuda adalah sosok penggerak perubahan. Di dalam jiwanya penuh dengan keliaran potensi yang meletup-letup ingin disaluri. Di dalam asanya penuh dengan rajutan mimpi yang berlomba untuk dijadikan aksi. Semua itu dibalut dalam “almamater” pemuda. Bukankah ini semua menceritakan tentang engkau? Tentang kita? 

     Bicara tentang pemuda, menurut UU Kepemudaan nomor 40 tahun 2009 menegaskan tentang batasan usia pemuda Indonesia yakni 15 sampai dengan 30 tahun. Sementara itu, menurut Psikolog Roslina Verauli, pemuda yang adaktif dan dituntut untuk lebih produktif berada di kisaran umur 17 hingga 21 tahun. Disisi lain, menurut Elizabeth Hurlock (Developmental Psychology, 1991), mengatakan bahwa mereka yang tergolong dewasa awal (re : pemuda), ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik secara fisik, transisi secara intelektual serta transisi peran sosial. Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan sosial masa dewasa. Masa dewasa awal adalah masa beralihnya pandangan egosentris menjadi sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang peranan penting. Hurlock (1986) mengemukakan beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memamfaatkan kebebasan yang diperolehnya. Deretan angka usia di atas sudah cukup menjadi bukti bahwa kita adalah objek dari itu semua, yang secara berjalannya waktu menjadi seorang ‘pemuda’ pasti akan kita lalui. Maka sampai baris ini, yakinlah bahwa kita memang Pemuda. 

     Namun disisi lain, ada satu label baru yang tersematkan dalam pundak kita. Titel kebanggan pemuda yang tak semua bisa merasakannya. Titel ini kita yang memilih secara sadar dan tanpa paksaan. Ialah, Mahasiswa. Titel yang diraih bukan dengan begitu saja, tapi dengan perjuangan dan harapan. 

     Menjadi seorang mahasiswa adalah sebuah kesempatan emas yang tidak semua pemuda bisa merasakannya. Adalah Kita, yang hari ini teramat sangat beruntung mampu berkesempatan menjadi Mahasiswa itu. Adalah Kita, sang Pemuda, sang Mahasiswa. Maka apakah titel ini akan dibiarkan berlalu begitu saja? Akankah titel baru kita ini akan hanya diisi dengan -masuk kelas-duduk mendengarkan ceramah dosen-mengerjakan segala tugas- saja? 
Karena Adalah Kita, yang hari ini sebenarnya disebut-sebut oleh Ir. Soekarno sebagai pengguncang dunia itu. Melalui titel mahasiswa, kita berkesempatan mengeksplorasi segala potensi, segala pemikiran hebat, segala softskill yang kita miliki. Salah satunya ialah lewat organisasi. Ya, Organisasi.

     Kampus diibaratkan sebagai laboratorium kehidupan. Dianalogikan demikian karena kita memiliki kesempatan mecoba apapun di dalamnya. Ingin menjadi wirausaha? Maka tidak ada yang melarang untuk kita membuka lapak usaha di kampus, menjajakan ‘barang jualan’ ke teman-teman sepergaulan. Ingin menjadi negarawan? Maka menjadi pengurus organisasi adalah bentuk uji cobanya. Kampus dirasa hidup bagi sang pemuda bertitel mahasiswa adalah ketika terus berdenyutnya kajian-kajian politik kampus, diskusi publik, seminar kepemimpinan, dan semacamnya dengan tetap menunaikan kuliah dengan disiplin. Organisasi mengajarkan kita ilmu softskill, bagaimana berbicara di depan umum, bagaimana melatih simpati dan empati, bagaimana bernegosiasi dengan baik, bagaimana mengatur agenda tingkat jurusan bahkan mungkin hingga tingkat nasional, dan bagaimana bisa menjadi orang yang bermafaat bagi urusan orang lain. Organisasi juga menambah wawasan ilmu sosial, pun juga menambah relasi pertemanan. Organisasi mengajarkan apa yang tidak kita temukan di dalam kelas. Dalam satu kesempatan, Anies Baswedan pernah berujar bahwa “IP (Indeks Prestasi)” kita hanya mampu mengantarkan pada meja interview suatu perusahaan, semakin tinggi IPnya semakin kita bisa mendaftarkan diri pada perusahaan besar. Namun perhatikan.... IP-hanya-mengantarkan-pada-‘mejanya’-saja, untuk bisa berhasil atau tidaknya, lanjut Anies Baswedan, salah satunya tergantung dari kemampuan berbicara kita, riwayat kemampuan manajerial kita. Dan apakah hal-hal tersebut secara rutin dapat kita raih hanya dari dalam kelas? Tidak, kawan. 

     Maka dari itu ada dua makna yang dapat diambil, yaitu akademik tetap menjadi nomor satu, dan organisasi, menjadi pendampingnya selalu. 

     Maka akhirnya, dapat lah kita sulam benang merah yang ada, bahwa ‘Pemuda’ yang lantang bung Karno nantikan hadirnya adalah Kita... Kita, si Pemuda yang kini baru menjadi Mahasiswa, yang akan siap turun ke jalan kala ketidakadilan menindas rakyat, yang akan siap menyibukan dirinya dalam agenda-agenda kebermanfaatan, yang akan siap menjadi akademis yang peka sosial. 

     Maka, selamat teruntuk Kamu, yang kini tersematkan satu titel kebanggan di pundakmu. Titel yang tak bisa diraih setiap pemuda, kini ia dengan mantap menjadi status barumu. Juga, Selamat memasuki gerbang organisasi, yang ia pasti akan sangat engkau cari, untuk eksplorasi kebermanfaatan diri.


Ditulis oleh seorang yang sangat beruntung berkesempatan bisa menyibukan dirinya dalam kesibukan organisasi,
Nadya Fadillah Fidhyallah

Teknik Eletro 2011
@nadya_ff

Sabtu, 27 Juni 2015

"Puang Ake"




Nama panggilan para cucu : puang ake ('puang', istilah dalam bahasa bugis, panggilan yg sopan kpd yg lbh tua, dan 'ake', emmmm.... panggilan imut dr cucu2nya, kependekan dr 'kakek' ~)

Usia : >80tahunan, gada yg tau pasti tahun berapa beliau lahir *kemudian hening*

Ciri Khas : Berbaju putih dan berpeci

Kebiasaan : Sholat Awal Waktu. akan gelisah ketika sdh mendekati jam2 sholat. Thats why, beliau selalu pake jam tangan ~
dan, Mengaji. Dengan suara beratnya, dan-tanpa-bantuan-kacamata, beliau rutin mengaji. Rutin sekali.

Kondisi Fisik : "Prima" diusianya ~ masih bisa mengayuh sepeda dgn jarak yg lumayan...... lumayan bikin beliau sampe pernah lupa rute jalan balik ke rumah.

Pendengaran juga semakin berkurang. Seru, harus teriak kl ngobrol sama beliau.

*Dan, masih banyak lagi tentang beliau.*

----
Teladan yg sampai hari ini menginspirasi para cucu (((terkhusus saya))) adalah...

walau tergopoh, walau tertatih, walau utk turun sujud dan bangun dr tahiyat butuh waktu yg lbh lama, Shalat baginya harga mati. Bahkan, Shalat-Awal-Waktu baginya harga mati. Terlebih lagi, Shalat-Awal-Waktu-Di-Masjid baginya harga mati (ketika bisa, pasti beliau ke masjid).

Itu nasihat beliau.
Nasihat yg tak pernah terucap, tapi langsung lewat sikap, langsung lewat teladan.

Semoga Alloh selalu beri beliau kesehatan. Aamiin.

‪#‎Day‬-10
‪#‎RamadhanMubarrok‬
‪#‎BagiKisahDikit‬
‪#‎SemogaInspiratip‬

Selasa, 09 Juni 2015

Debu


Gemuruh angin bergilir lari,
sesatkan debu, terbawa sepi
ia berpindah, dari tanah ke tanah
sesaat disini, nanti lusa disana.
tak ada tempat pastinya,
ia bergulir terbawa angin.
menempel, menyelimuti pernak mewah.
Kurangi estetika. Hanya jadi benalu saja.
Prinsippun tak ada,
hanya pasrah ikuti angin membawa,

Debu, itulah dia.

Lalu, kamu mah apa? butiran debu?
Jangan, ia kotor nan mengganggu.
Yang Kuasa cipta kita untuk jadi Khilafah, sangat mulia.
Lalu kamu? Mendebu? hanya bentuk merendah, tak ada syukur, sungguh Allah tak suka.

..
Debu,
cukup biarkan angin membawa ia berlalu.

Kamis, 28 Mei 2015

Dakwah itu..

Dakwah itu..
Aku.
Aku dan perubahanku.
Aku dan merapuhnya egoku.
Aku dan hilangnya kelamku.
Aku dan lepasnya kesendirianku.
Aku dan hidup baruku.
Aku dan.... hijrah ku.

Dakwah itu..
Kamu.
Kamu dan kesetiaanmu.
Kamu dan keluanganmu.
Kamu dan ketotalitasanmu.
Kamu dan ajakan kebaikanmu.
Kamu dan keistiqomahanmu.
Kamu dan rangkulan tanganmu.
Kamu dan.... sabarmu.

Dakwah itu..
Kita.
Kita dan asa perubahan.
Kita dan cita kemenangan.
Kita dan rasa keoptimisan.
Kita dan visi kejayaan.
Kita.... genggam  peradaban.

Bersegeralah dalam laku dakwah!
tak ada spesial untuk kamu atau dia,
karena dakwah, panggung siapa saja.
Siapa saja.... yang siap berpeluh perih menjalaninya,
demi Syurga tempat akhir kembalinya.

Salam,
saudari yang selalu ingin membersamaimu dalam dakwah,
@nadya_ff

Rabu, 06 Mei 2015

Sajak sederhana


Aku..
ini bukan tentang mahakarya Chailil Anwar, yang sampai liar bicara binatang jalang..
ini hanya tentang rengekan sajak.. yang menjadi penuang lisan yang tak mampu terucap.

Duhai.. ku tuliskan ini penuh cinta, berharap sampailah pesan kepada yang tercinta... karena sang Rasul mahir membuktikan, bahwa yang dari hati, sampailah ia pada si hati.

Duhai.. Sajakku ini sederhana.
Duduklah sejenak, baca lamat-lamat. 

Duhai.. Sajakku ini sederhana, 
tentang khawatirku pada dirimu,
tentang kecemburuanku dengan mereka,
tentang keluangan waktumu yang hampir punah,

Sungguh.. Sajakku ini teramat sederhana,
tentang persaudaraan yang kian kuat terasa,
tentang kecintaan yang berbalut mesra karena Allah,
tentang senyum tawa yang tak ada duka,

Sajak ku ini sederhana, hanya berisi pesan berbalut cinta... 
"baik-baiklah dirimu selalu, jaga kesehatan, jangan telat makan. 
Jika kau cari tawa, hubungi Aku yang pertama-tama. 
Jika kau ingin buang lelah, adalah Aku setia menampungnya,
Aku disini.. sungguh tak rela melihatmu berperih.. "
Sudah. Itu saja. 

Pantaslah sang Buya mencintai sastra.. karena lewat tulisan, tersimpan ekspresi yang malu dimuarakan.


Aku, 
sang budak sajak, yang hanya (ter)bebas(kan) dalam tulisan.

Minggu, 12 April 2015

Kupilih berjama'ah..

Tau kah kamu, 
Sendiriku Lemah.. maka ku pilih berJamaah, 
Beramai kita Berdakwah, Bersama kita pikul Amanah, 
Nikmati ukhuwwah, hingga tibalah kaki ini di Jannah. 

.. 
Mari perkuat tekad.. pererat barisan ummat, 
Jika perlahan satu dua amanah hinggap, tak perlu merasa gagap, karena toh kita terlahir hebat,
"Kuntum khoiro ummah.." jelas ditujukan pada kita, sobat. 

.. 
Semangat perbaharui niat, 
Semangat bermanfaat, untuk mu yang membaca dengan tak sengaja lewat,

dari Saudarimu dijalan dakwah, 
-nad-

===
@nadya_ff

Kamis, 19 Maret 2015

Indonesia, Tanah Air Beta..


Indonesia, Tanah Air Beta..
Permai nan hijau pemandangannya,
Bersih nan rapih tata kotanya,
Harmonis nan bertanggung jawab pemerintahannya,
Edukatif nan menarik media-medianya,
Adil nan amanah pemimpin-pemimpinnya,
Sejahtera nan makmur rakyat-rakyatnya,
Anak-anaknya ceria.. remajanya santun nan ramah.. dewasanya mandiri penuh karya.
Bahagia, aku disana.

..
Indonesia, Tanah Air Beta..
Koruptor (dibiarkan) merajalela,
Harga BBM naik disulap jadi mini drama penipu masa,
Keamanan terenggut atas nama Begal dimana-mana,
Liberalisme melebur, menari indah atas nama MEA,
Pendidikan kian keropos sistemnya,
Pemerintahannya pandai berdrama, memainkan media sebagai panggungnya, kepentingan sebagai skenarionya, dan kekuasaan sebagai harga capaiannya..
Rakyatnya sengsara.. Mati sendiri. tak ada yang peduli.
Anak-anaknya bergaya remaja.. Remajanya berlagak dewasa.. peringainya lebih tua dari sang usia.
Bahagia(kah), aku disana (?)

..
Indonesia, Tanah Air Beta..
Sampai kapan Indonesia Beta sengsara,
Katanya Merdeka tapi nyatanya terjajah,
Asing berkuasa, rakyat menjadi budak tak terbantah,
Jkw-JK (katanya) adalah Kita.. padahal nyatanya kian (menjadi) Mereka.
Mereka sibuk sendiri, Kita sengsara sendiri.
..

Indonesia, seakan bukan Tanah Air Beta..
..
Atau, Indonesia, memang (sudah) bukan Tanah Air Beta (?)

---
*Bait pertama adalah angan
*Bait kedua adalah kenyataan
*Bait ketiga adalah kemarahan

Minggu, 15 Februari 2015

2014; Tentang keluarga

Bukan sebuah keterlambatan untuk menelusuri setahun kemarin.
2014. Menjadi tahun terbentuknya banyak memori. Banyak kisah. Banyak pencapaian.... pun tak luput dari kegagalan. Dan yang berkesan ialah banyak bertambah Keluarga.
...



Pra Raker BEMFT 14'

Tergabung dalam #KeluargaBiru BEMFT 2014 merupakan salah satu kenikmatan berkawan. Banyak karakter yg saya jumpai. Banyak Tanggung jawab yg saya tangani. Banyak hati.. yg sulit diselami. Menjalani proker bukan (lagi) menjadi sebuah kesulitan yg harus dipusingkan. Terlebih, memperkokoh silaturrahim-lah yg menjadi harga juang di dalam #Keluarga ini. 

Ditambah, tergabung dalam jajaran BPH BEMFT
semakin menambah 'koleksi pertemanan' baru lintas jurusan yg intensif berinteraksi. #BPHebat... kami menamai diri. Disana, awal pembelajaran intensif saya terkait gaya komunikasi dengan senyawa-senyawa hebat yang punya banyak sisi kurang dan lebih. Kemudian, satu keluarga lagi disana yg teramat saya cintai. Dialah... #KeluargaHebat PSDM BEMFT, ini menjadi
salah satu alasan penting kenapa saya terus memupuk semangat berkontribusi. Wajah-wajah tangguh mereka, perilaku-perilaku tangkas mereka, dan.. hati-hati tajam mereka yg membuat saya kian semangat menyelami ilmu persaudaraan. Bahwa perasaan selalu harus dikendalikan dalam bergerak berkontribusi. Keluarga yang sungguh kaya akan dinamika persaudaraan teramat terasa. Bersyukur tiada henti bisa menyelami pelangi ukhuwwah disana.





.......

Husam-Gia-Syahidah-Nadya-Alfian
Milka-Nadya-Syahidah-Pungki
Husam-Naufal-Alfian (minus Irvandi)

Lalu,
Tergabung dikepanitiaan PKMU 2014 mempertemukan saya dengan sosok-sosok luar biasa dengan kultur dan karakter yg khas. Terkhusus, Keluarga (Tim) Penggerak PKMU 2014 (re : Sie. Acara) yg isinya kepala-kepala berpemikiran liar nan cerdas membuat saya semakin bersyukur dapat disandingkan dengan mereka. Banyak ilmu saya dapat dari pertemanan lintas fakultas ini. Profesionalitas waktu, kerja, tenaga, seakan menjadi ajang bukti pembekalan ilmu kala di "fakultas/jurusan" "kemarin". Dan istimewanya, kami berteman bukan asas kerja sama semata, tapi karena persaudaraan iman, keterikatan hati, bahwa sampai hari ini pun kami masih memupuk persaudaraan itu. Masih tersulam rindu itu. Masih penuh harap utk bisa berkumpul sekedar utk tertawa bersama. Masih ada sapa, walau hanya dr kejauhan lewat si maya. Kami, masih Keluarga hingga detik ini.


.....
Armia-Ayu-Nadya-Fildzah-Robbi
Kemudian,
PKL. Kali ini dari sisi akademik. Bekerja selama 2 bulan menjadi waktu pengaplikasian ilmu yang didapat selama kuliah. Bersinggungan langsung dengan 'pekerjaan beneran' menjadi pecutan untuk si manja yang malas. Dunia IT tak serumit yg diperkirakan, walau tak semudah yg diharapkan. "Deadline" menjadi "hantu" nyata yang selalu menggelisahkan tidur. Asap rokok menjadi kawan pekanan kala menghadap si bos utk sekedar berkonsultasi atau menyerahkan proyek akhir. Tapi, kisah romantis tersulam. Kala setiap pekannya beriringan motor Rawamangun-Mampang. Kala matahari nampak hingga gelap pekat. Kadang harus menembus rintik, atau panas terik. Kekeluargaan amat terbangun, baik antar kami si tim PKL, ataupun dengan mereka si Tim pekerja beneran. Mas-mas programmer sangat ramah nan sabar meladeni canggung nya kami, memberikam banyak ilmu terapan yg sangat berkesan... jauh dari teori yg penuh kenyamanan. Dunia kerja sesungguhnya benar-benar terasa, namun karena Keluarga , ini menyuguhkan kenyamanan bekerja. ~

.......

Selanjutnya,
PKM di SMKN 1 Kota Bekasi. Tahun ini menjadi yang berkesan ketika memperingati 'Hari Guru'. Berkesempatan menjadi 'Guru beneran' yang disibukan dengan mengajar-menyiapkan materi-piket-membuat administrasi sekolah-dsb membuat begitu terasa esensi menjadi seorang pendidik. Bertemu dengan 64an kepala yang selalu antusias dengan materi yang Saya ajarkan menjadi satu semangat yang terus mengepul.

Senyum mereka sungguh menjadi energi yang memotivasi diri untuk bisa terus memberikan ilmu yang bermanfaat. Kepahaman mereka akan ilmu yang diberikan menjadi satu kepuasan maksimal kala mengajar. Kekeluargaan kian terasa ketika Saya diposisikan menjadi Kakak bagi mereka. Ada yang tak sungkan cerita kisah cintanya, kondisi keluarganya, karakter guru-guru yang mengajar... apapun. Keluarga RPL A-B sungguh banyak cerita. Tak lebih dari 5bulan saya disana untuk mengabdi, singkat memang namun mampu menciptakan haru kala pisah menyapa. Semoga ilmu yang saya berikan bermanfaat bagi mereka dan semoga mereka menjadi yang Sukses nantinya di masa depan. aamiin.

..........

Berikutnya,
FT English Club. It's like a Dreams-Come-True. Why ?
Menjadi ex-Ketua English Club kala SMA dulu menyisakan euforia berkesan yang tak bisa dilewatkan begitu saja. Namun, masuk di dunia kampus -dan memilih aktif di organisasi- membuat potensi itu (terpaksa) terkikis perlahan tapi pasti. Beruntunglah, di tahun ke-tiga Alloh memberi
kesempatan (lagi) untuk membangunkan potensi lama yang dipaksa tidur. Lewat salah satu teman terbaik, Saya pun berkesempatan untuk ikut terlibat dalam mendirikan Club B. Inggris pertama di FT UNJ, named FT English Club. Seperti api yang diberi minyak, kilauan semangat bersambutan dalam diri ini. Sesekali kenangan euforia masa lalu menghampiri. Hingga singkat cerita, terbentuklah Great Family of FT English Club, yang terdiri dari lintas angkatan, lintas jurusan (bahkan fakultas), #Keluarga baru pecinta bahasa Inggris. We talk, We Share, We Learn, whatever bout english. Kami tersatukan atas satu landasan... Lovito Englisho ~! <3
..........

Diakhir tahun, terbentuk satu keluarga tambahan.. #RIuntukUNJ. Tim ini lebih dari Tim Sukses
Winda-Asih-Mukti-Ana-Ayu-Unuy-Nadya-Eha
Ote-Alfian-Irvandi-Ronny-Jekboy (minus Riza-Faisal)
belaka. Kita tergabung dalam keberagaman warna karakter. Tim #RIuntukUNJ menjadi fenomenal karena merupakan Tim Sukses dari salah satu kandidat peserta pemilu BEM UNJ 2014 kala itu. Terlepas dari kepentingan politik yang awal mempertemukannya, ukhuwwah kami tercipta seiring berjalannya waktu. Selalu hadir keceriaan ketika duduk bersama. Selalu timbul kerinduan kala tak jumpa barang sehari saja. Ah, inilah bukti kemurnian persaudaraan.

.........

Dan,
(masih) banyak lagi #keluarga yang tercipta seiring bergeraknya langkah.
Bersyukur, kala dapat menciptakan banyak saudara disetiap jejak yang ada.
Teringat kutipan dari salah satu buku yang saya baca... bahwa sebaik-baiknya investasi adalah menjalin persaudaraan dengan makhluk Allah disetiap hamparan bumi-Nya. sehingga esok lusa jika ada butuh, kita punya banyak saudara yang siap bantu. ~

...

Bertebaranlah di bumi,
Telusuri harta persaudaraan dari Ilahi,
Ia memperpanjang umur kala diselami,
Saudara seiman, ia dinamai.
Maka aku bersyukur hari ini,
bisa bertemu dengan keluarga disana sini.

@nadya_ff
Powered By Blogger