31 Desember 2015,
Pojok Kamar.
Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih,
Maha Penyayang.
Dengan Shalawat terbaik teruntuk
Rasul akhir zaman.
Syukur selanjutnya adalah untuk
anugrah yang tidak semua orang dapat merasakannya.
Menjadi kakak mentor adalah bukan
hal yang susah, tapi juga tak mudah.
Bagaimana membuat hidup lingkarannya,
bagaimana mengalirkan ilmu-ilmu di dalamnya, bagaimana memasang mata dan
telinga pertanda penuh perhatian kepada mereka, bagaimana mengondisikan diri
sendiri untuk selalu semangat untuk mereka, bagaimana menjadi sosok teladan /yang
padahal aib sendiri sungguh bertumpah ruah/ bagi mereka, dan berbagai bagaimana
lainnya yang selalu harus dipersiapkan setiap pekannya.
Lelah sering menyapa. Bosan kadang menggoda.
Futur bahkan datang sekali dua.
Tapi, jika melihat semangat belajar
mereka. Jika mendengar canda tawa mereka. Jika... mengingat janji Allah yang
selalu terngiang bahwa Allah akan teguhkan kedudukan kita kala kita meguhkan
agamaNya.. mengingat ucapan RasulNya bahwa sampaikanlah walau hanya satu ayat..
Rasanya tak ingin hati berhenti. Tak ingin langkah kaki berhenti. Rasanya bersyukur.. sungguh bersyukur sekali.
Memiliki kesempatan menjadi kakak dari berbagai adik yang penuh karakter. Memiliki kesempatan bertukar ilmu pengetahuan. Memiliki kesempatan untuk sibuk dalam kebaikan.
Maka selanjutnya, penuh harap sekali
lingkaran ini kelak menjadi saksi kami, bahwa di zaman yang semua sibuk akan
pencarian duniawinya, di zaman yang Islam mulai memasuki zaman keterasingannya, (masih)
ada sekumpulan kami yang setiap pekannya rela meluangkan waktunya untuk meNgaji
dan mengKaji ilmu-ilmu Islam. Ada sekumpulan kami yang saling bantu memperbaiki
bacaan al quran. Ada sekumpulan kami yang berikhtiar terus menyempurnakan
hijabnya. Ada sekumpulan kami yang terus ikhtiar menjaga Izzah dan Iffahnya. Ada sekumpulan
kami yang aktif berdiskusi tentang palestine, tentang syria, tentang
saudara-saudara kami yang terjajah. Ada sekumpulan kami yang sibuk lisannya
menyampaikan kebaikan. Dan, ada sekumpulan kami, yang saling bermesra, berbagi
suka duka, menjalin ukhuwwah sesama saudara, yang semua itu karena Allah azza
wa jala.
Maka akhirnya, teramat bersyukur sekali dapat dipertemukan dengan mereka, dalam kebaikan.
Penuh harap, lingkaran ini menjadi
bentuk kami meneladani Rasul kami.
Biarkan Allah sendiri yang menghentikan
persaudaraan duniawi kami, hingga Ia sambungkan lagi di JannahNya nanti. Semoga.
In Syaa Allah
“.....Jadikan robithoh pengikatnya.
Jadikan doa ekspresi rindu....”
..yang mencintai lingkaran dengan
apa adanya,
-nad-