Kamis, 31 Maret 2016

Iqomatuddin; Ibadah yang terlewat

Iqomatuddin, adalah ibadah yang (mungkin) secara tidak langsung tidak disadari oleh umat Islam itu sendiri. Ia tidak tercatat zohir (re: tertulis jelas) dalam rukun Islam pun rukun Iman. Padahal, di sisi lain, ibadah Iqomatuddin adalah ibadah yang Allah amanahkan langsung kepada nabi-nabinya. Ibadah tentang keharusan umat muslim menegakkan Agama dengan sebenar-benarnya.
Qs. Asy-syura: 13
"Dia telah mensyariatkan kalian tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kalian berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama) -Nya orang yang kembali."

Iqomatuddin, adalah ibadah yang bermakna  (berdakwah) mempelajari, mengajarkan, serta memperjuangakan agama Allah (re : Islam) yang disertai dengan kesabaran dalam menghadapi rintangan yang mengahadang, yang semua ini dilakukan sepanjang hayat.

Siapa pelaksananya ?
Tak lain tak bukan, Kita, sang hamba Allah, sang ummat Rasulullah, yang telah secara sadar beriman Islam.

Lihatlah contoh..
Adalah Ia, yang tapak sandalnya terdengar merdu di syurga, sang budak yang keimanannya kuat, Bilal bin Rabah, mempunyai tugas dan kewajiban untuk  iqomatuddin.
Adalah Ia, sang sahabat Rasul tercinta, yang oertama-tama masuk syurga, sang saudagar yang terpandang, Abu Bakar RA, juga diwajibkaan berdebu-berpeluh-berjihad tegakan Islam. Iqomatuddin
Atau, Adalah Ia, sesosok tua yang tak kenal lelah, tiada henti berjihad, Abu Ayyub Al-Anshari, tak terhadang fisiknya yang renta, tapi terus memegang iqomatuddin, bertanggung jawab akan amanah menegakan diinul islam sampai akhir hayat.

Maka, siapa yang terkena wajib akan Iqomatuddin?
sekali lagi, Kita, sang hamba Allah, sang ummat Rasulullah, yang telah secara sadar beriman Islam.

Tak kenal status, tak kenal jabatan.

dan, Sampai kapan Kita tunaikan?
Sepanjang hayat dikandung badan, sepanjang nafas berderu kencang.
Qs. Al-Hijr; 99
"..dan sembahlah Robbmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)."   
Semoga Allah kuatkan untuk terus menunaikan Iqomatuddin; mempelajari, menegakkan, mensyiarkan, serta memperjuangakan agama Islam, sampai akhir hayat.

-nad-

---------
Sumber refrensi :
> http://islamical-ghuraba.blogspot.co.id/2011/01/menegakkan-dien-sampai-akhir-hayat.html
> https://attazkiyah.wordpress.com/2010/05/24/iqomatuddin-sampai-akhir-hayat/

1 komentar:

Powered By Blogger