Ku pilih tenang, kau tangkap garang.
Ku tau kau lelah, tapi selalu saja banyak tingkah.
Ku ambil cara santai, kau bilang aku lalai.
Ku pilih bijak, kau tertawa lalu membentak.
Ku tanya kenapa, teriakmu "ah sudahlah".
Ku kira kau bosan, harus indahkan semua angan.
Kau fikir ku suka? kau tau apa?
Kau lihat aku tertawa, sejatinya itu tak lebih dr bungkusan
saja.
Ku pilih menepi utk hilang duka, kau anggap aku berhenti
utk selamanya.
Ku kira kita beda, kau angguk sekenanya.
Ku sampaikan kita tak sama, kau berbalik tak bersuara.
Ku perjelas kita tak searah, kau tutup telinga acuhkan
semua.
Kau bilang 'ya kita beda, tapi pelangi pun jg tak sama
warna'.
Kau berkata 'ya kita tak searah, tapi tetap jannah harap muaranya.'
Kau teriak 'ya kita tak sama, maka saling melengkapi, seharusnya.'
Kau berkata 'ya kita tak searah, tapi tetap jannah harap muaranya.'
Kau teriak 'ya kita tak sama, maka saling melengkapi, seharusnya.'
Karena bedanya unsur pelangi berikan keindahan tersendiri.
Ku akui kita saling membutuhkan, tapi tak pandai lisan menyuarakan.
Ku akui kita saling membutuhkan, tapi tak pandai lisan menyuarakan.
meski ku tau kau mampu, tak mau diganggu, tapi ku biarkan
selalu tangan-tanganku terulur utk mu
Karena toh kau dan aku saling butuh.
walau sekali lagi...
lisan tak mampu menyuarakan itu.
~