Sabtu, 25 Mei 2013

Lingkaran manis




Bismillah, Allahumma Shalli Ala Muhammad..
Assalamu’alaykum Warhomatulloh wahai para penduduk dunia maya..
Hay hay haloo.. akhirnya.. kembali menyapa blog yang hampir usang ini..
Agak menyesal sudah melalui hari-hari tanpa menulisnya di sini. Padahal, bua..nyak sekali jejak-jejak langkah perjuangan yang berkesan setiap detiknya untuk direkam. Jejak-jejak perjuangan.. yang bermuara pada kesuksesan, nanti, Insyaallah.
Oke, sebagai awalan kembali menulis. Hari ini yang ingin di bagikan adalah pengalaman pertama saya me’muhasabah’ adik-adik manis (sebutan menti saya, kece ya :D) dalam FGD (a.k.a Mentoring) pekanan yang biasa kami lakukan setiap hari Jumat jam 11 di Musholah manis FSI Al-Biruni tercinta. FYI, kami kembali melingkar setelah 2 minggu vakum, akibat si mentornya yang kepalang (sok) sibuk..
“Ya Allah.. ampuni hamba ya Allah..” (belakangan di ketahui sang mentor yang sok sibuk tersebut adalah pemilik blog ini. Wakss)
Oke, FGD kali ini dihadiri oleh 6 orang Adik Manis (Indah, Sarah, Anne, Nida, Dwi dan Putri *2 anak ini telat*). Rahma dan Fani ga hadir, sayang banget, Rahma beralasan sibuk, Fani.. ga ada kabar. Hafft. Selain itu, ada Iis dan Fauziah yang juga ikutan ngelingker bareng (yang ini anak2nya eeng, maaf yak eng ga maksud nyulik loh ^^v)
Bahasan kali ini, beda dari biasanya. Bedanya, kalo FGD2 sebelumnya kita selalu penuh gelak tawa, tapi untuk kali ini saya coba untuk meminimalisir tawa dengan mencoba bahasan yang umum, tapi selalu berhasil mentikan air mata setiap ngebahasnya. Guess what ? Yap, Birul Walidayn.
Dimulai dengan sebuah ilustrasi, yaitu saya coba ilustrasikan 2 kenikmatan Allah SWT dicabut hari itu juga, Menulis dan Berbicara. Maka, sebelum ilustrasi itu dimainkan, adik2 manis diberi kesempatan untuk menulis “Surat Terakhir” untuk orang tua mereka, hanya selama kurang dari 5 menit saja. Hening, dan perlahan haru birupun menyelimuti lingkaran, seketika. Selama mereka menulis, saya coba untuk semakin membangkitkan ke’khusyu’an yang ada dengan sedikit membaca puisi dan menyanyikan beberapa bait lagu “Ibu” milik nasyid Shoutul Haq. Dan.. Yap ! hampir semua menuliskan surat dengan meneteskan air mata.
Singkat cerita, setelah mereka selesai menuliskan “Surat Terakhirnya”, maka masuklah ke bagian materi tentang “Orang Tua”. Poin-poin yang saya sampaikan sebagai berikut :
®     Kisah Abdullah Bin Salam yang sulit melafazkan Syahadat ketika sakratul Mautnya, yang diketahui penyebabnya karena beliau pernah durhaka kepada ibunya.
®     Kedudukan Birul Walidain
Ø  Harus berbuat ihsan kepada orang tua (QS. Al-Baqarah : 83)
Ø  Mengucapkan “Terima Kasih” (Bersyukur ) kepada orang tua, setelah Allah SWT (QS. Luqman : 14)
Ø  Rasulullah SAW Bersabda :
Membantu orang tua adalah amalan kedua terbaik setelah melaksanakan sholat tepat waktu.” –Mutafaqun ‘alaih-
“Durhaka kepada orang tua (‘uququl walidain) adalah dosa terbesar setelah syirik kepada Allah SWT.
Ø  Dan, “Ridhallahfii ridhawalidain” (HR. Tarmidzi)
®     Pandangan masing-masing kita tentang orang tua masing-masing
Itu tadi sedikit gambaran tentang materi FGD kemarin. Tak heran, materi tentang  ‘orang tua’ itu selalu berhasil membuat hati berguncah, jantung berdegup lebih cepat dari biasanya. Karena, ya, Orang tua, adalah sosok-sosok manusia yang sangat sangat berarti dalam hidup kita. Hari itu, semua tertunduk, termasuk saya. Bukan berarti saya menyampaikan materi tersebut maka saya ‘tidak pernah’ berbuat salah dan khilaf kepada orang tua. Justru, saya sendiri tertampar dengan materi yang saya sampaikan kemarin. Apa yang saya lakukan di FGD kemarin adalah ingin mengajak adik-adik menti saya (dan saya sendiri) untuk bersama-sama bersyukur dan terus bersyukur atas kemurahan Allah SWT kepada kita karena telah memberikan orang tua yang luar biasa mengasihi dan menyayangi kita sebagai anak dengan ikhlas.
FGDpun ditutup dengan sebuah janji  mantap di hati, bahwa insyaallah kami semua akan senantiasa memuliakan orang tua, kini dan nanti ~

“Bila ku ingat masa kecilku.. ku selalu menyusahkanmu..
Bila ku ingat masa kanaku.. ku selalu mengecewakanmu..
Banyak sekali pengorbananmu.. yang kau berikan padaku..
Tanpa letih dan tanpa pamrih, kau berikan semua itu..
Engkaulah yang ku kasihi.. engkaulah yang ku rindu..
Ku harap selalu doamu.. dari dirimu.. ya Ibu..”
Tanpa doamu takkan ku raih..
Tanpa doamu takkan ku capai..
Segala cita yang ku inginkan, dari diriku ya Ibu..”
-Shoutul Haq, IBU-

@nadya_ff

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger