Rabu, 06 Mei 2015

Sajak sederhana


Aku..
ini bukan tentang mahakarya Chailil Anwar, yang sampai liar bicara binatang jalang..
ini hanya tentang rengekan sajak.. yang menjadi penuang lisan yang tak mampu terucap.

Duhai.. ku tuliskan ini penuh cinta, berharap sampailah pesan kepada yang tercinta... karena sang Rasul mahir membuktikan, bahwa yang dari hati, sampailah ia pada si hati.

Duhai.. Sajakku ini sederhana.
Duduklah sejenak, baca lamat-lamat. 

Duhai.. Sajakku ini sederhana, 
tentang khawatirku pada dirimu,
tentang kecemburuanku dengan mereka,
tentang keluangan waktumu yang hampir punah,

Sungguh.. Sajakku ini teramat sederhana,
tentang persaudaraan yang kian kuat terasa,
tentang kecintaan yang berbalut mesra karena Allah,
tentang senyum tawa yang tak ada duka,

Sajak ku ini sederhana, hanya berisi pesan berbalut cinta... 
"baik-baiklah dirimu selalu, jaga kesehatan, jangan telat makan. 
Jika kau cari tawa, hubungi Aku yang pertama-tama. 
Jika kau ingin buang lelah, adalah Aku setia menampungnya,
Aku disini.. sungguh tak rela melihatmu berperih.. "
Sudah. Itu saja. 

Pantaslah sang Buya mencintai sastra.. karena lewat tulisan, tersimpan ekspresi yang malu dimuarakan.


Aku, 
sang budak sajak, yang hanya (ter)bebas(kan) dalam tulisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger