“Di sini ukhuwah bermula..Dalam lingkaran penuh cintaDalam kesepakatan penuh maknaAntara aku dan dia, mereka, kita..Di sini ukhuwah bermula..Bukan karena kita serupa,Bukan pula karena kita saling samaJustru segala perbadaan yang menyatukanInsane-insan yang yang utuh jika saling melengkapi permukaan,Permukaan tauladan iman..Diapun bertanya,duhai, dimana itu berada?Maka, dengan sapaan hangat kubisikan,Di Fsi Al-Biruni, ukhuwah bermula..”
Pagiku
terbangun, untuk memulai kegiatan seperti biasa.
Beginilah
dinamika kehidupan seorang mahasiswa. Rumah-kampus-rumah menjadi tempat yang
akrab untuk disapa. Hei, tapi tidak untuk diriku. Ada tempat lain yang mampu
menyedot perhatian untuk disinggahi. Ku rasa, orang lainpun merasakan daya
magnetnya. Apa itu ? simple saja. Musholla FSI Al-Biruni yang terposisikan apik
di dekat fotocopyan. Jangan tanyakan ia berapa tingkat sampai-sampai mampu
menyedot perhatian. Jangan pula tanyakan berapa AC disana yang terpasang,
karena mungkin kau tertawa ketika jawabannya tidak ‘wah’. Bukan hal duniawi itu
yang menjadi magnet, melainkan keshalihannya, ukhuwahnya, dakwahnya, keteduhannya,
yang semua itu ada di dalamnya yang mutlak menjadi magnet perekat siapapun,
diantara kita. Lantas, siapakah mereka yang ada di dalamnya ?
Adalah
kabinet Muslim Fighter FSI-Albiruni
2012, yang mampu
menghidupkan ruangan kecil nan mungil menjadi mewah nan megah.
Hei,
apa maksudmu ?
maksudku,
jelas, mewah nan megah lantaran disetiap
sisinya, disetiap pojoknya, ada orang-orang yang mungkin tidurnya tidak pernah
nyenyak lantaran memikirkan dakwah kampusnya, lantaran memikirkan
program-program menyenangkan sebagai amanahnya , lantaran memikirkan bagaimana
dakwah bisa menyapa dengan ukhuwwah sebagai landasannya. Karenanya, mereka sibuk menyusun program
kerja, kegiatan-kegiatan, yang semua itu sarat akan nafas islam, nafas dakwah,
nafas ukhuwwah. Mereka selalu optimal dalam melakukan itu semua. Walalu tak
jarang masalah sering menyapa. Mulai dari dana
yang tak kunjung ada, tempat yang tak tersedia, kewajiban akan sibuknya
akademik yang menyita,
semua setia menyapa, silih bergantinya waktu yang ada.
Tapi ya, cerdasnya mereka dalam bergerak menjadikan setiap masalah yang ada sebagai bumbu perjuangan. Karena setiap partikel bersenyawa ini yakin, bahwa setiap ada masalah maka disitu ada solusi yang setia menemani. Begitulah, jiwa yang memiliki totalitas tinggi, meski sering kerepotan dalam mengurus FSI Al-Biruni, meski tak jarang tidur larut, dan meski siklus ini terus berulang selama setahun terakhir, tapi tetap saja senyum ikhlas setia mengukir, wajah para punggawa, para fighter biruni. Tetap saja, ada canda dan tawa yang ringan yang selalu menghiasi hari-hari. Tetap saja, ada kehidupan yang bermakna, di hijab FSI Al-Biruni.
Tapi ya, cerdasnya mereka dalam bergerak menjadikan setiap masalah yang ada sebagai bumbu perjuangan. Karena setiap partikel bersenyawa ini yakin, bahwa setiap ada masalah maka disitu ada solusi yang setia menemani. Begitulah, jiwa yang memiliki totalitas tinggi, meski sering kerepotan dalam mengurus FSI Al-Biruni, meski tak jarang tidur larut, dan meski siklus ini terus berulang selama setahun terakhir, tapi tetap saja senyum ikhlas setia mengukir, wajah para punggawa, para fighter biruni. Tetap saja, ada canda dan tawa yang ringan yang selalu menghiasi hari-hari. Tetap saja, ada kehidupan yang bermakna, di hijab FSI Al-Biruni.
Partikel-partikel
bersenyawa itulah yang memewahkan mushollah kecil dengan sederhana. Lantas,
siapa yang menggerakan dan mengomandoi partikel tersebut ? Jelas, Allah Azza Wa jala
yang Maha Penggerak, tapi Ia memiliki perantara ataupun Ia telah memilih
orang-orang yang berkapasitas luas, berintegritas tinggi, bertanggung jawab dalam mengatur dan
mengomandoi setiap gerak para fighter biruni. Dialah, pemimpin
kabinet kami yang setiap geraknya, setiap
lakunya, itu ditotalkan untuk FSI Al-Biruni tercinta. Dialah pemimpin keputrian kabinet kami, yang penuh kelembutan dalam
bertutur kata, namun kuat dan berkarakter dalam bersikap. Merekelah, 2 orang
yang ada dibelakang kami, yang setia istirahatnya diganggu, demi untuk
melayani, para punggawa kabinet biruni.
Tapi
tetap saja, sang kusir tiada daya membawa delman jika tak ada kuda yang
menariknya, ataupun, bulan akan terlihat sepi tanpa ribuan bintang
disekelilingnya. Pahamilah, kita semua berpengaruh besar akan
kesuksesan FSI Al-Biruni. Kita semua saling melengkapi. Kita semua, tanpa
terkecuali.
Setahun
sudah diri ini tergabung di jajaran kabinet fighter biruni, terkhusus di
Kaderisasi yang banyak mengajarkan pembinaan diri. Setahun sudah diri ini
ditempa oleh mereka yang berintegritas tinggi. Setahun sudah diri ini
menyaksikan langsung dinamika organisasi berkultur islami. Pahit manisnya, naik
turunnya, semua melebur menjadi satu bagian pengalaman, yang pastinya sulit
dilupakan. Semua terangkum dalam riwayat kehidupan.
Maka, ketika FSI Al-Biruni menyapaku, menyapamu, menyapa kita semua,
pastikan bahwa kita siap menghidupkannya, memberi nafas ukhuwwah
pada setiap gerakannya, atas nama cinta karena Allah
Azza wa Jala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar