Rabu, 23 Januari 2013

Ketika FSI Al-Biruni Menyapaku..


“Di sini ukhuwah bermula..
Dalam lingkaran penuh cinta
Dalam kesepakatan penuh makna
Antara aku dan dia, mereka, kita..

Di sini ukhuwah bermula..
Bukan karena kita serupa,
Bukan pula karena kita saling sama
Justru segala perbadaan yang menyatukan
Insane-insan yang yang utuh jika saling melengkapi permukaan,
Permukaan tauladan iman..

Diapun bertanya,
duhai, dimana itu berada?
Maka, dengan sapaan hangat kubisikan,
Di Fsi Al-Biruni, ukhuwah bermula..”

Pagiku terbangun, untuk memulai kegiatan seperti biasa.
Beginilah dinamika kehidupan seorang mahasiswa. Rumah-kampus-rumah menjadi tempat yang akrab untuk disapa. Hei, tapi tidak untuk diriku. Ada tempat lain yang mampu menyedot perhatian untuk disinggahi. Ku rasa, orang lainpun merasakan daya magnetnya. Apa itu ? simple saja. Musholla FSI Al-Biruni yang terposisikan apik di dekat fotocopyan. Jangan tanyakan ia berapa tingkat sampai-sampai mampu menyedot perhatian. Jangan pula tanyakan berapa AC disana yang terpasang, karena mungkin kau tertawa ketika jawabannya tidak ‘wah’. Bukan hal duniawi itu yang menjadi magnet, melainkan keshalihannya, ukhuwahnya, dakwahnya, keteduhannya, yang semua itu ada di dalamnya yang mutlak menjadi magnet perekat siapapun, diantara kita. Lantas, siapakah mereka yang ada di dalamnya ?
Adalah kabinet Muslim Fighter FSI-Albiruni 2012, yang mampu menghidupkan ruangan kecil nan mungil menjadi mewah nan megah.
Hei, apa maksudmu ?
maksudku, jelas,  mewah nan megah lantaran disetiap sisinya, disetiap pojoknya, ada orang-orang yang mungkin tidurnya tidak pernah nyenyak lantaran memikirkan dakwah kampusnya, lantaran memikirkan program-program menyenangkan sebagai amanahnya , lantaran memikirkan bagaimana dakwah bisa menyapa dengan ukhuwwah sebagai landasannya.  Karenanya, mereka sibuk menyusun program kerja, kegiatan-kegiatan, yang semua itu sarat akan nafas islam, nafas dakwah, nafas ukhuwwah. Mereka selalu optimal dalam melakukan itu semua. Walalu tak jarang masalah sering menyapa. Mulai dari dana yang tak kunjung ada, tempat yang tak tersedia, kewajiban akan sibuknya akademik yang menyita, semua setia menyapa, silih bergantinya waktu yang ada.
Tapi ya, cerdasnya mereka dalam bergerak menjadikan setiap masalah yang ada sebagai bumbu perjuangan. Karena setiap partikel bersenyawa ini yakin, bahwa setiap ada masalah maka disitu ada solusi yang setia menemani. Begitulah, jiwa yang memiliki totalitas tinggi, meski sering kerepotan dalam mengurus FSI Al-Biruni, meski tak jarang tidur larut, dan meski  siklus ini terus berulang selama setahun terakhir, tapi tetap saja senyum ikhlas setia mengukir, wajah para punggawa, para fighter biruni.  Tetap saja, ada canda dan tawa yang ringan yang selalu menghiasi hari-hari. Tetap saja, ada kehidupan yang bermakna, di hijab FSI Al-Biruni.
Partikel-partikel bersenyawa itulah yang memewahkan mushollah kecil dengan sederhana. Lantas, siapa yang menggerakan dan mengomandoi  partikel tersebut ? Jelas, Allah Azza Wa jala yang Maha Penggerak, tapi Ia memiliki perantara ataupun Ia telah memilih orang-orang yang berkapasitas luas, berintegritas  tinggi, bertanggung jawab dalam mengatur dan mengomandoi setiap gerak para fighter biruni. Dialah, pemimpin kabinet kami yang setiap geraknya, setiap lakunya, itu ditotalkan untuk FSI Al-Biruni tercinta. Dialah pemimpin keputrian kabinet kami, yang penuh kelembutan dalam bertutur kata, namun kuat dan berkarakter dalam bersikap. Merekelah, 2 orang yang ada dibelakang kami, yang setia istirahatnya diganggu, demi untuk melayani, para punggawa kabinet biruni.
Tapi tetap saja, sang kusir tiada daya membawa delman jika tak ada kuda yang menariknya, ataupun, bulan akan terlihat sepi tanpa ribuan bintang disekelilingnya. Pahamilah, kita semua berpengaruh besar akan kesuksesan FSI Al-Biruni. Kita semua saling melengkapi. Kita semua, tanpa terkecuali.

Setahun sudah diri ini tergabung di jajaran kabinet fighter biruni, terkhusus di Kaderisasi yang banyak mengajarkan pembinaan diri. Setahun sudah diri ini ditempa oleh mereka yang berintegritas tinggi. Setahun sudah diri ini menyaksikan langsung dinamika organisasi berkultur islami. Pahit manisnya, naik turunnya, semua melebur menjadi satu bagian pengalaman, yang pastinya sulit dilupakan. Semua terangkum dalam riwayat kehidupan.
Maka, ketika FSI Al-Biruni menyapaku, menyapamu, menyapa kita semua, pastikan bahwa kita siap menghidupkannya, memberi nafas ukhuwwah pada setiap gerakannya, atas nama cinta karena Allah Azza wa Jala.

pict by sahabat sehati, Nufi Eri Kusumawati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger