Kamis, 02 Januari 2020

ANAK DAN GADGET

20 tahun-an silam, saya sudah mulai diakrabkan dengan komputer. Berbagai cerita dongen seperti pinokio, seruling tikus, dan lainnya, saya ketik ulang dengan notepad. Rajin banget? oh tentu tidak, pastinya atas suruhan ibu bapak saya saat itu. Menurut mereka, itu cara yang pas untuk mengisi waktu si anak yg belum bisa sekolah (karena usia); hitung2, juga sebagai bentuk pembelajaran.
Benar saja, tanpa disadari, saya jadi belajar mengoperasikan komputer, menyusun huruf menjadi kata, memperlancar kemampuan membaca dan kecakapan mengetik dua jari. Mungkin itu sebabnya sy kuliah komputer pada akhirnya. (Wah.. ternyata sudah diarahkan dari kecil. Hebat juga orang tua
W.)..Walau disisi lain, karena paparan radiasi komputer yang akrab sejak usia dini tersebut berakibat pada mata yang di 4-5 tahun setelahnya butuh dipertajam dengan kaca mata.
.
Fenomena 20 tahun kemudian, hari ini, bahkan usia 3 tahun sudah tau harus ngapain kalau gadget milik Ibunya terkunci otomatis. Handphone berjarak kurang dari 10 senti dengan ditatap si anak sambil tiduran sudah menjadi hal yang biasa aja bagi si orang tua. Pastinya si anak bukan sedang mengisi waktu karena belum sekolah -pan emang belum waktunya- tapi bisa jadi dalam rangka mengalihkan fokus si anak agar si Orang Tua bisa mengerjakan hal lain; atau utk beberapa kasus saya melihat gadget diberikan ke anak untuk meredam emosi mereka.
Saya belum punya anak, pastinya tidak tahu seberapa gadget mampu menolong para Orang Tua dalam beraktivitas. Tapi, hemat saya, yang ga hemat2 amat ini, rasanya tak mungkin kalau penggunaan gadget sedini itu tidak mengakibatkan dampak yang fatal (dgn berkaca dr pengalaman).
.
Melihat kejadian yg saya alami, sampai hari ini minus di mata kanan dan kiri saya selalu bertambah, walau Alhamdulillah penambahannya tidak signifikan; yha emang males rutin kontrol aja ehe - maka sangat mungkin mata mereka akan cepat lelah lebih awal, beberapa malah ada yg kasusnya mata si anak merah seperti sakit mata. Selain itu, bagi si anak yang rutin bermain gadget sangat mungkin juga terpengaruhi kemampuan interaksi sosialnya, pertumbuhan motoriknya, bahkan perkembangan kecerdasannya.
Sayangnya, saya bukan ahli kesehatan maka sulit untuk menelisik lebih dalam. Juga bukan ahli psikologi yang bisa justifikasi pola perkembangan anak. Hanya saja, sebagai calon Ibu yang belum tau kapan punya si calon Anak, kepikiran aja, gimana cara untuk bisa menyiasati perkembangan teknologi dengan tetap tidak mengganggu pola perkembangannya.
Wah, harus lebih sering lagi ikut kajian parenting nih. Dah lah gitu aja. Cerita #Day02 cuma pengen menarasikan sedikit kegelisahan terkait fenomena anak dan gadget, yang pastinya banyak value positifnya juga, walau sisi negatifpun juga melekat di dalamnya.
@30haribercerita
#Day02
#30hbc
#30HBC2002

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger